Minggu, 28 Oktober 2007

paru - paru

Pada acara talk show di salah satu radio, penulis sempat ditanya, kenapa kita terlalu menganakemaskan SARS? Bukankah masih banyak penyakit lain yang angka kefatalannya lebih tinggi dari SARS? Masih banyak penyakit yang meskipun kita telah tahu hal-hal apa saja yang menyebabkannya, tetapi tetap kita tidak peduli, atau kepeduliannya tidak sebesar terhadap SARS.

tentu saja, sang penanya telanjur mengotak-kotakan penyakit antara peduli dan tidak peduli. Namun memang benar, tiba-tiba saja SARS (severe acute respiratory syndrome) menjadi suatu yang istimewa. Semua pihak membicarakan, semua pihak menawarkan alternatif cara melindungi diri bahkan menyembuhkan SARS tersebut. Padahal, di bidang paru-paru sendiri, khususnya radang paru-paru karena SARS termasuk golongan tersebut, banyak penyakit yang tidak kalah hebatnya dengan SARS.

Dampak positif pemberitaan gencar mengenai SARS memang bisa membuat masyarakat menjadi peduli akan kebersihan dan kesehatan diri. Tetapi dampak negatifnya semua menjadi saling curiga. Saat berjalan-jalan di tempat umum (stasiun, pasar, mal, dan lain-lain), jikalau ada yang batuk-batuk atau bersin, kita langsung menjauh, jangan-jangan SARS.

Tulisan kali ini menginformasikan SARS dan sahabat-sahabatnya yang tergolong radang paru-paru atau pneumonia.

Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis atau tbc atau Tb, yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang adalah pneumonia akibat -sampai hari ini- virus. Berbeda dengan penyakit tuberkulosa yang sudah diketahui penyebab dan obat pastinya, tidak untuk SARS, yang sampai kini masih dicari virus pasti penyebabnya, dan bagaimana cara memusnahkan atau menghindarinya (vaksin).

Mungkin hal itu bisa disamakan seperti awal-awal ditemukannya penyakit tuberkulosa, atau penyakit-penyakit infeksi lainnya.

Jenis-jenisnya

Paru-paru bisa meradang oleh banyak sebab, misalnya karena kuman gram positif (pneumokokus, stafilokokus, dan lain-lain), kuman gram negatif (klebsiela, hemofilus influenza, pseudomonas, legionella, mycoplasma, dan lain-lain), virus, jamur, maupun bahan-bahan kimia lain. Jika dihitung, mungkin ada sekitar 30 agen penyebabnya.

Ditinjau dari gambaran radiologis (rontgen), pneumonia tipikal berbeda dengan pneumonia atipikal. Pneumonia tipikal adalah infeksi paru-paru pada kantung udara (alveoli), yaitu cairan (infiltrat) berkumpul di dalam alveoli dan mengganggu pertukaran oksigen. Gambaran rontgen menunjukkan gambaran berupa bayangan jernih dengan batas yang jelas.

Pneumonia atipikal adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan radang pada jaringan di sekitar alveoli dengan akibat lebih lanjut adalah mengempisnya alveoli, berkurangnya suplai darah ke alveoli, dan mengganggu proses pertukaran udara. Gambaran rontgen menunjukkan bayangan tidak jelas dengan batas yang kabur.

Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan bisa terjadi infeksi yang seluruh tubuh.

Penularan dan Infeksi

Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.

Jangan menganggap kita berada di kotak steril tanpa bibit penyakit. Udara sekitar kita penuh dengan bibit-bibit penyakit. Seseorang tidak jatuh sakit karena ada keseimbangan antara sistem pertahanan tubuh kita, serta jumlah maupun keganasan bibit penyakit. Yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh, misalnya struktur kulit, proses batuk, hingga sel-sel pembunuh yang berada dalam darah maupun cairan limfe kita (sistem antibodi). Untuk itu penting selalu menjaga kondisi tubuh agar tetap fit menghadapi serangan penyakit.

Pada orang-orang yang terganggu pertahanan tubuhnya, misalnya kesadaran menurun, usia lanjut, menderita penyakit pernapasan kronik/PPOM, infeksi virus, diabetes mellitus, dan penyakit kronis lainnya, termasuk juga pada penderita penyakit payah jantung atau kanker, mereka itu menjadi mudah sakit. Selain itu, jumlah bakteri atau virus serta keganasan virus/bakteri tersebut yang masuk ke tubuh calon penderita bisa mempengaruhi, apakah seseorang menjadi sakit atau tidak.

Jenis-jenis Pneumonia

Secara umum terdapat perbedaan baik gejala maupun perjalanan penyakit sampai pengobatan dari berbagai jenis pneumonia.

A. Pneumonia Bakterial

Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu.

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru.

Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.

Gejalanya

Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.

Pada orang normal tubuh akan mengadakan perlawanan, dan biasanya menang, tetapi tidak pada orang-orang tua atau mereka yang daya tahan tubuhnya menurun. Karena mekanisme itu, biasanya infeksi paru-paru (pneumonia) jenis itu didahului dengan infeksi saluran napas bagian atas satu minggu sebelumnya, kemudian gejala timbul mendadak seperti panas yang tinggi (mencapai 40 derajat Celsius) disertai menggigil dengan gemeretak gigi bahkan bisa sampai muntah. Terdapat juga nyeri pleura (lapisan yang membungkus jaringan paru-paru) yang hebat dan diperberat dengan batuk dan pernapasan yang terganggu.

Jenis batuk biasanya produktif mengeluarkan lendir yang berwarna hijau atau merah tua. Penderita akan mengeluarkan keringat banyak, nadi dan pernapasan meningkat. Karena kekurangan oksigen, bibir dan kuku membiru. Kesadaran pasien menjadi menurun.

B. Pneumonia Akibat Virus

Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga). Uraian mengenai virus dan penyakit influenza lebih terperinci akan disajikan minggu depan.

Kekerapan penyakit itu pada setiap golongan usia berbeda, bergantung pada virus penyebabnya. Respiratory syncytial virus (RSV) terbanyak pada anak balita. Sebaliknya virus varicella yang menyerang paru-paru hanya bisa diderita oleh orang dewasa. Virus influenza tipe A sendiri bisa menyerang kedua kelompok usia, namun orang dewasa lebih sering terserang virus tersebut.

Konsentrasi penduduk, terutama mereka yang tinggal di asrama lebih memungkinkan penyebaran pneumonia secara cepat, apalagi kalau hubungan dengan dunia luar terbatas seperti pada tempat latihan angkatan bersenjata.

Infeksi oleh virus influenza dapat menjadi berat dan kadang-kadang berakibat fatal. Penyakit itu sering ditemukan pada penderita penyakit jantung, paru-paru, atau mereka yang sedang hamil.

Gejala

Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir.

Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.

Pengobatan

Penderita pneumonia yang berusia muda bisa segera sembuh. Hal-hal yang mempermudah penyembuhan adalah sistem pertahanan tubuh relatif baik, infeksinya belum menyebar, dan tidak menderita penyakit lain terutama penyakit kronis.

Pada penderita yang muda dan "sehat", pengobatan awal dengan antibiotik bisa mempercepat pemulihan. Untuk pneumonia karena virus, meskipun saat ini sudah tersedia preparat (obat) antivirus, belum luas digunakan berhubung harganya yang relatif mahal. Untuk itu, pengobatan pada pneumonia karena virus biasanya hanya bersifat supportive semata (tidak membunuh virusnya). Diharapkan kekebalan tubuh bisa terbentuk untuk menangkal virusnya.

Mengenai apakah memerlukan perawatan rumah sakit atau cukup berobat jalan saja, bergantung pada kebijaksanaan dokter dengan memperhatikan situasi dan kondisi penderita dan lingkungannya.

Masalah menjadi pelik jika penyakit itu menyerang orang tua atau mereka yang memiliki penyakit kronis. Faktor sistem pertahanan tubuh yang menurun membuat sukar untuk cepat sembuh. Belum lagi metabolisme tubuh yang sudah berbeda membuat pengaturan dosis obat tidak seaman pada orang muda atau sehat.

Penurunan suhu tubuh (demam) bukan berarti boleh menghentikan pengobatan antibiotika. Antibiotika harus dihentikan sesuai petunjuk dokter, atau pneumonia bisa terjadi lagi (kambuh). Kondisi kekambuhan lebih parah dari sakit pertama dan memerlukan penanganan yang lebih serius lagi.

Selain antibiotik, pasien juga diberikan pengobatan supportive, seperti diet yang mendukung penyembuhan dan pemulihan termasuk pembentukan sistem kekebalan tubuh serta oksigen untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Pada beberapa pasien, obat untuk mengurangi nyeri dada dan mengurangi batuk keras juga diperlukan.

Pada penderita kencing manis, diet pun tidak bisa sembarangan. Begitu juga pada penderita payah ginjal ataupun liver. Orang muda yang relatif sehat bisa sembuh dari pneumonia dalam seminggu. Untuk mereka yang separo baya, diperlukan beberapa minggu untuk memulihkan kekuatan, tenaga, dan perasaan sehat.

Pneumonia SARS

Pneumonia SARS menjadi terkenal dan "dianakemaskan" (mengutip ungkapan dari salah seorang penanya) karena beberapa hal. Pertama, meskipun diketahui penyebabnya sampai saat ini adalah virus (virus corona), namun kefatalannya melebihi pneumonia virus yang lain. Itulah yang membedakan SARS dengan pneumonia akibat virus yang biasanya "ringan-ringan" saja. Belum lagi, jika penderita SARS ditumpangi bakteri pseudomonas. Penyakit pun menjadi berat layaknya pneumonia akibat bakteri.

Yang kedua mengenai virus corona tipe baru yang diduga menyebabkan SARS. Virus itu sangat ganas, bahkan bisa menyerang mereka yang rata-rata tidak akan menjadi sakit. Itulah sebabnya menjadi ketakutan yang luar biasa.

Yang ketiga, adalah penanganan pasti virus ini belum ditemukan, misalnya vaksin ataupun obatnya.

Jangan Panik

Agar tidak panik, perlu dipahami pedoman yang telah diberikan di atas, yaitu sakit tidaknya seseorang ditentukan antara keseimbangan tubuh dan bibit penyakit.

Sebab itu, hanya sekitar 56 persen orang yang akan menderita sakit jika terpapar virus SARS. Artinya 44 persen orang punya daya tahan tubuh yang kuat, sehingga tidak menjadi sakit, meskipun terpapar virus SARS.

Berkat pengobatan saat ini diperkirakan 90 persen penderita SARS akan sembuh, meskipun obat untuk melenyapkan virus corona tipe baru sampai artikel ini ditulis (19 April) belum ditemukan. Dengan pemberian antibiotika yang tepat untuk superinfeksi membuat pasien semakin mudah untuk sembuh.

Sepuluh persen penderita akan jatuh ke keadaan yang berat dengan angka kematian berkisar 4-5 persen dari seluruh kasus. Umumnya yang meninggal adalah mereka yang menderita penyakit lain (kronis), daya tahan tubuh menurun atau pun mereka yang sering terpapar dengan virus SARS tersebut (petugas kesehatan).

Mudah-mudahan informasi tersebut bisa membuat masyarakat tidak terlalu panik menghadapi penyakit pneumonia SARS. Tetapi, kewaspadaan tetap perlu.

Menjaga kebersihan diri serta kesehatan misalnya dengan makan cukup, aktif berolah raga, tidur cukup, mengendalikan stres, dan lain-lain adalah hal yang perlu dilakukan, apakah ada SARS ataupun tidak.

Tidak ada komentar: