Senin, 29 Oktober 2007

Net


INTERNET

nternet adalah salah satu revolusi yang mengubah wajah dunia. Bukan saja kehidupan masyarakat, tetapi juga masyarakat bisnis di dunia, termasuk gaya pemasaran.

Internet adalah perwujudan dari ramalan yang muncul sejak tiga puluh tahun yang lalu, bahwa dunia akan terhubungkan oleh sebuah jaringan yang sangat besar yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Lebih dari empat dasawarsa lalu umat manusia sebenarnya sudah berpikir bahwa setiap negara akan kehilangan batas-batas ekonominya dengan negara lain. Pemikiran ini misalnya muncul ketika ide penyatuan eropa (uni eropa) dilontarkan. Sekalipun memiliki motif politik yang cukup kental, namun uni Eropa adalah model penyatuan ekonomi yang terbesar di dunia. Keinginan untuk menciptakan mata uang tunggal adalah manifestasi dari penyatuan ekonomi ini dan hal ini membutuhkan 40 tahun lebih untuk mewujudkannya.

Bermula dari Uni Eropa ini, isu regionalisasi perdagangan dan pembebasan tarif perdagangan antar negara kemudian mendominasi pertemuan-pertemuan ekonomi dunia dalam beberapa dasawarsa ke depan. Intinya bahwa setiap negara berupaya untuk melepaskan batas ekonomi yang membuat hambatan dengan negara-negara tetangga mereka. Paham-paham seperti ini pun menghiasi kolom-kolom tulisan dari para pakar futuristik seperti John Nisbitt, Peter Drucker, Fukuyama dan Alvin/Heidi Toffler. Setiap pakar, dengan latar belakangnya masing-masing mencoba membawa alam pikiran dari masyarakat dunia ke tata dunia yang baru yang akan menghilangkan sekat antar negara.

Tiba-tiba saja internet memasuki peradaban manusia dan mempercepat apa yang sudah diramalkan oleh mereka. Internet bahkan membuat perdagangan antar pribadi dari berbagai negara justru lebih maju ketimbang kesepakatan kerjasama perdagangan antar negara. Kehadiran teknologi informasi (TI) memang menyadarkan kita bahwa tata ekonomi dunia baru itu memang benar-benar ada. Seperti dikatakan oleh almarhum Peter Drucker, maka ada empat revolusi di dunia yang merubah peradaban dan ekonomi dunia. Pertama adalah revolusi pertanian, kedua adalah revolusi industri, ketiga adalah revolusi teknologi informasi/komunikasi dan keempat, yang sekarang sudah mulai berkembang di negara maju adalah revolusi bio teknologi. Kita belum berbicara banyak tentang revolusi di bidang bio teknologi, namun penemuan-penemuan awal ke arah revolusi bio teknologi sudah mulai bermunculan sejak akhir abad 20 lalu, seperti percobaan kloning yang dilakukan pada domba bernama Dolly.

Sadar atau tidak, kehadiran internet akan mengubah perilaku konsumen. Ini berlaku bukan saja bagi pemasar di dunia maya, tetapi juga para pemasar konvensional. Pertama adalah semakin banyak dan cepatnya informasi yang bisa diperoleh konsumen. Melalu detikcom, masyarakat sudah bisa membaca berita yang baru seperempat jam lalu terjadi. Berita-berita dari New York Times, CNN, Wahington Post, BBC, CNBC, dan lain-lain dapat diakses melalui situs mereka masing-masing. Detik-detik kejatuhan rezim Soeharto di Indonesia pun sudah dapat diihat secara real time di negara lain. Ketika kedutaan besar Australia di Indonesia terkena serangan bom dan dalam tempo singkat, CNN sudah dapat menayangkan gambar kejadiannya di seluruh dunia. Produk Nokia terbaru sudah dapat dilihat melalui situs Nokia, sekalipun produk tersebut belum masuk ke Indonesia.

Dengan banyaknya informasi yang diperoleh oleh konsumen ini menciptakan implikasi kedua, yakni semakin banyaknya pilihan produk dan jasa bagi konsumen. Konsumen bisa menunda pembelian mobil tertentu karena melihat informasi mobil baru yang akan keluar di internet. Kita bisa membandingkan kemampuan satu merek handphone dengan merek lainnya sebelum membeli di Roxi Mas. Konsumen akhirnya semakin pintar dalam menentukan produk dan jasa mana yang paling bernilai dan mampu memenuhi kebutuhan mereka.

Ketiga, konsumen semakin mudah dalam membeli. Konsumen sekarang semakin dimanjakan dalam membeli produk. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi membuat konsumen dapat membeli produk kapan pun dan dimanapun. Kita dapat membeli buku di Amazon pukul dua pagi dan terima kasih kepada Visa dan Master Card yang membuat kita tidak perlu mengirimkan uang kas. Kita dapat melakukan pembayaran tagihan telepon, listrik, kartu kredit, membeli pulsa, dan lain-lain pada jam berapa pun melalui ATM (Automatic Teller Machine). Terima kasih kepada teknologi informasi yang telah memungkinkan transfer keuangan terjadi dalam hitungan detik. Dengan bantuan sistem pengantaran barang yang sudah demikian canggih, barang yang kita pesan pun dengan cepat sampai di rumah kita.

Namun dengan segala kemudahan yang diperoleh konsumen akhirnya membuat konsumen semakin berkuasa. Mereka memiliki posisi tawar yang lebih baik. Kalau Anda tidak bisa fleksibel kepada konsumen, lebih baik tutup saja usaha Anda. Meminjam uang pada bank pun Anda bisa menawar-nawar bunganya! Loyalitas yang rendah menjadi hantu yang menakutkan bagi para pemasar. Mereka bisa pidah dari satu penjual ke penjual lain hanya dengan mengklik mouse mereka. Sadarkah Anda bahwa kini produk yang berkualitas bagus pun sudah bisa diperoleh dengan harga yang murah. Dahulu pemasar melakukan trade off antara kualitas produk dan harga. Kini produk dengan kualitas baik harus dibuat dengan harga yang murah. Para operator selular harus menambah investasi untuk jaringan dan teknologinya agar bisa memperkuat kualitas sinyal, namun di sisi lain mereka harus melakukan perang harga dengan sesama operator.

Oleh karena itu, agar bisa bersaing, para pemasar mau tidak mau juga harus memanfaatkan kemajuan TI sebagai ujung tombak pemasaran. Misalnya dengan mengembangkan database konsumen, menciptakan proses pemasaran yang dapat memenuhi kebutuhan secara lebih cepat dengan produksi yang lebih efisien dan berusaha mendekatkan diri dengan pelanggan. Namun yang lebih penting, TI dan internet harus dapat dimaksimalkan untuk menggarap pasar yang lebih luas. Jadi, jangan sampai Anda tidak melek TI, karena itulah yang bisa membuat Anda lebih baik dari pesaing Anda!

Tidak ada komentar: